Masyarakat pada umumnya mungkin bertanya,  apa hubungan  kegemukan dengan kanker? Bukankah penderita kanker itu cenderung kurus?   Pada tahun 2001, para ahli menyimpulkan bahwa kanker kolon, payudara  (paska menopause), endometrium, ginjal, dan esofagus, berhubungan dengan  obesitas. Obesitas dan aktivitas fisik yang rendah menyebabkan kurang  lebih 25 sampai 30% kanker utama seperti kanker kolon, payudara (paska  menopause), endometrium, ginjal dan kanker esofagus.
    Penelitian  yang dilakukan di Amerika Serikat pada pasien di atas 16 tahun dan  non-smokers, dengan jelas memperlihatkan bahwa baik pria dan wanita yang  lebih obes pada awal penelitian (dengan pemeriksaan- IMT), memiliki  risiko lebih tinggi menderita kanker. Dalam penelitian ini, peningkatan  risiko kanker seperti kanker ginjal dan uterus pada wanita dan kanker  hati pada pria sangatlah mengejutkan. Hasil dari sebuah penelitian lain  menyatakan bahwa obesitas adalah penyebab ke-2 kanker setelah merokok di  Amerika Serikat.
    Di dunia, angka kejadian obesitas makin  meningkat dan merokok berkurang , sehingga diperkirakan bahwa obesitas 1  dekade berikutnya akan menjadi faktor risiko pertama terjadinya kanker  di Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini dipresentasikan oleh the  American Institute for Cancer Research and the World Cancer Research  Fund International, dengan tema: Food, Nutrition, Physical Activity, and  the Prevention of Cancer: A Global Perspective. Kini diperkirakan 2/3  dari penduduk di Amerika kelebihan berat badan.
    Di seluruh  dunia, angka kejadian kanker meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan  penduduk. Walaupun telah diketahui bahwa obesitas meningkatkan angka  kejadian kanker, namun risiko secara kuantistas dan kanker mana yang  risikonya meningkat masih perlu evaluasi lebih lanjut. The American  Institute for Cancer Research dan the World Cancer Research Fund  International telah mengumpulkan anggotanya untuk mengevaluasi risiko  kanker. Data yang dibahas adalah data dari 7000 penelitian yang telah  dipublikasikan.
    Hasil dari review yang dilakukan:
•  Obesitas bermakna meningkatkan risiko dari 6 janis kanker: kanker kolon,  ginjal, pankreas, eosofagus, serta kanker endometrium dan payudara pada  wanita pasca menopause.
• Peningkatan berat badan beberapa pon atau  gemuk berlebih akan meningkatkan risiko kanker.
• Peningkatan  konsumsi daging merah meningkatkan risiko kanker sebesar 15%.
•  Peningkatan konsumsi daging olahan meningkatkan risiko kanker  kolorektal. Berhubungan dengan hasil ini, para peneliti membuat  rekomendasi untuk pencegahan kanker (berhubungan dengan berat badan):
•  Usahakan berada dalam kisaran berat badan yang normal, (selangsing  mungkin).
• Konsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan (buah,  sayur, beras, dan kacang polong).
• Hindari konsumsi daging merah 18  ons per minggu.
• Hindari sebisa mungkin konsumsi daging olahan.
•  Usahakan aktifitas fisik sebanyak mungkin.
• Tetap memenuhi  kebutuhan gizi, melalui makanan.
• Konsumsi makanan tanpa-kalori,  seperti minuman manis harus dibatasi
• Pembatasan konsumsi alkohol
•  Pasien yang telah berhasil sembuh dari kanker harus mengikuti  rekomendasi ini. Ditambahkan bahwa obesitas meningkatkan risiko  pembentukan batu empedu, dan adanya batu empedu ini meningkatkan risiko  kanker kandung empedu, yang diperkirakan terjadi dari supersaturasi  kolesterol. Kegemukan mempengaruhi kadar hormon yang bersirkulasi  seperti insulin, insulin-like growth factors dan estrogen, yang akan  memunculkan keadaan yang memacu karsinogenesis dan mengurangi apoptosis.  Hal ini merangsang respon inflamasi tubuh yang akan mengarah pada  mulainya dan progresifitas beberapa kanker.
    Beberapa penelitian  lain memperlihatkan peningkatan kejadian limfoma non-Hodgkin, leukimia  dan mieloma multipel pada pasien obes. Bahkan pada beberapa laporan,  hubungan obesitas dengan kanker-kanker ini dinyatakan bermakan secara  statistik. Diperkirakan hal ini terjadi karena obesitas menyebabkan  inflamasi patologik dan perubahan respon imun, yang mana kedua faktor  ini akan mempengaruhi fungsi limfoid dan fungsi sel hemapoetik.
     Para ahli mengatakan bahwa dokter perlu langsung mengatasi kelebihan  berat badan yang ditemukan pada pasiennya, bahkan apabila baru terlihat  sedikit peningkatan berat badan. Dengan pasien obes dan kelebihan berat  badan, dokter perlu membicarakan diet, aktivitas fisik dan olah raga.  Setiap orang uang obes dan kelebihan berat badan dianjurkan untuk  berdiskusi dengan dokter berhubungan dengan berat badannya dan rencana  aktifitas fisik yang akan dilakukan untuk mengurangi risiko kanker.
     Kesimpulan:
• Pada masa yang akan datang, obesitas kemungkinan  akan menjadi penyebab utama terjadinya kanker.
• Obesitas, kurangnya  aktivitas dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
• Dokter  perlu melakukan tindakan preventif, dalam hal ini mengatasi kelebihan  berat badan pada pasien yang obes dan overweight dan berdiskusi dengan  pasien mengenai diet dan aktifitas fisik yang perlu dilakukan untuk  menurunkan risiko terjadinya kanker.
sumber:http://id.shvoong.com/medicine-and-health/172996-cara-mengatasi-obesitas-kaitan-obesitas/
Bahayanya PMS
                      -
                    
Sampai dengan 90 percent perempuan di usia melahirkan mengalami beberapa 
tingkat premenstrual syndrome (PMS) dan para ahli memperkirakan 3-5 persen 
dari m...
14 tahun yang lalu

 
 
 
