AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Ilustrasi (dok: ehow)
Penelitian tentang hal itu dilakukan oleh Nathalie Bajos, seorang profesor yang merupakan direktur National Institute of Health and Medical Research di Prancis. Ulasannya dipublikasikan secara online di jurnal BMJ edisi 16 Juni 2010.
Dikutip dari Healthday, Rabu (16/6/2010), penelitian yang berlangsung di Prancis itu melibatkan 12.000 pria dan wanita berusia 16-69 tahun. Dari jumlah tersebut, 6.376 responden memiliki berat badan normal, 2.498 overweight dan 761 obesitas.
Hasilnya menunjukkan, obesitas punya keterkaitan erat dengan berbagai masalah seksual. Dibandingkan pria obesitas, wanita obesitas lebih banyak mengalami penderitaan secara seksual terkait kondisinya tersebut.
Masalah yang paling menonjol dalam penelitian itu adalah tingkat kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Dibandingkan dengan wanita normal, obesitas meningkatkan risiko KTD hingga 4 kali lipat.
"Karena merasa tidak nyaman, wanita obesitas di bawah usai 30 tahun jarang berkonsultasi dengan ahli kandungan maupun memakai kontrasepsi oral," ungkap Bajos.
Sebaliknya para dokter dan ahli kandungan juga jarang meresepkan kontrasepsi oral kepada wanita obesitas. Ini dipicu oleh stigma bahwa kehidupan seksual wanita obesitas umumnya kurang bergairah.
Stigma itu tidak sepenuhnya salah, sebab penelitan itu juga menunjukkan bahwa wanita obesitas 30 persen lebih sulit mendapat pasangan dibanding wanita normal. Kalaupun punya pasangan, umumnya datang dari kalangan pria sesama obesitas.
Sementara itu hubungan obesitas pada pria dengan kehidupan seksualnya juga tak kalah menyedihkan. Disfungsi ereksi terjadi 2,5 kali lipat lebih banyak pada kelompok ini dibandingkan pada pria normal.
Selain itu, pria obesitas di bawah usia 30 tahun juga lebih rentan terhadap penyakit menular seksual. Demikian juga soal jodoh, kelompok ini juga mengalami kesulitan dalam menemukan pasangan.
(up/mer)
sumber:http://us.health.detik.com/read/2010/06/16/120101/1379315/766/obesitas-hadirkan-malapetaka-seksual