: 185.4pt" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">                                                                                                    Berat-badan (Kg)
                                                                                                  Tinggi-badan2 (M2)
                                                       
                                       Kisaran normal IMT Asia-Pasifik 18,5-22,9 kg/m².Lebih              dari itu masuk kelompok berisiko, dan bila IMT di atas 25 kg/m²              disebut sebagai obesitas. 
                          Contoh:              Bila tinggi badan 160 cm dan berat badan 70 kg. Maka IMT=
                                             |                                                                   70 kg         =    |                                                                                 70 kg       =  |                                                                      27,4 kg/m2  |                
                                |                                                     (1,6 X 1,6) m2          |                                                                      2,56 m2  |                                                       
  |                
             
                           
                           
                          IMT              27,4 berarti dalam keadaan obesitas dan dianjurkan menurunkan berat              badan dalam kisaran 49 - 60 kg agar mencapai IMT 18,5 – 22,9 
                          Sayang             IMT tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh.              Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan rasio lingkar              pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar              pinggang (LP) saja karena lebih praktis. Cara ini mudah,              dengan menggunakan pita meteran (seperti yang digunakan oleh              penjahit) diukur bagian-bagian tubuh untuk mengetahui banyaknya              lemak tubuh.  
                          Gemuk              pada pria umumnya seperti apel (android), lemak banyak              disimpan di pinggang dan rongga perut. Sedangkan wanita              menyerupai pir (gynecoid), penumpukan lemak terjadi di bagian              bawah, seperti pinggul, pantat dan paha. 
                          Gemuk              bentuk ‘apel’ lebih berbahaya dibandingkan gemuk bentuk ‘pir’. Yang              berbahaya adalah timbunan lemak di dalam rongga perut, yang disebut              sebagai obesitas sentral.  
                                       Mengingat obesitas sentral sering dihubungkan dengan              komplikasi metabolik dan pembuluh darah (kardiovaskuler), tampaknya              pengukuran LP lebih memberi arti dibandingkan IMT. Adanya timbunan              lemak di perut tercermin dari meningkatnya LP.  
                          Dr              Xavier Jouven dkk, peneliti dari Prancis, melakukan penelitian              terhadap 7.000 polisi Prancis yang meninggal antara tahun 1967 -              1984 dengan sebab serangan jantung. Mereka mengukur LP dan IMT.              Pria-pria berperut buncit memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat.              Kesimpulannya: "Risiko meninggal mendadak itu meningkat karena              kepadatan lemak di perut," 
                          Selain              itu, penelitian tersebut juga mendapati bahwa ternyata orang-orang              dengan IMT yang tinggi tidak berisiko meninggal dini kecuali mereka              yang memiliki lingkar pinggang besar.  
                                       Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda              bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko              tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm.                           
             "Jangan hanya              menghitung tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik jika              disertai dengan mengukur lingkar pinggang” 
                                     
                                     Panjang Ikat Pinggang Mencerminkan Kadar Kolesterol..!
                          Salah              satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah karena              terjadinya dislipidemia.                           Manifestasi dislipidaemia              adalah tingginya kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan              trigliserida, serta rendahnya kolesterol HDL. 
                          Selama              ini dokter melakukan pemeriksaan kolesterol, tekanan darah              dan tingkat kegemukan untuk mengukur risiko penyakit              jantung. Kolesterol LDL lebih dikenal sebagai kolesterol              jahat, karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh              koroner. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu rendah kadar              kolesterol LDL anda (<130)>
                                       Sebaliknya jenis kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik,              karena bersifat proteksi terhadap terjadinya penyakit jantung              koroner. Oleh karena itu, usahakan selalu tinggi kadar kolesterol              HDL anda (> 45 mg/dl).  
                                       Semakin banyak timbunan lemak di rongga perut akan diikuti dengan              tingginya kolesterol LDL dan kolesterol total. Secara sederhana              dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol LDL semakin              panjang ikat pinggang orang tersebut. 
                          Untuk              menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, selain diet              dan obat-obatan, adalah dengan menurunkan berat badan.              Sedangkan untuk kolesterol HDL, semakin besar lingkar pinggang (semakin              banyak timbunan lemak di perut) akan diikuti dengan merendahnya              kadar kolesterol HDL. Jadi, semakin panjang ikat pinggang              seseorang, maka akan semakin rendah kadar kolesterol HDLnya.             
                          Untuk              meningkatkan kadar kolesterol HDL, selain obat-obatan, adalah dengan              meningkatkan aktifitas fisik dan menurunkan berat badan. 
                          Suatu              penelitian membuktikan bahwa dengan melakukan senam aerobik yang              membakar 6 kilokalori per menit selama satu jam, 3-4 kali /minggu              dalam kurun waktu 6 bulan, dapat meningkatkan kolesterol HDL sebesar              33%. 
                                     
                                     ar Pinggang sebagai Indikator Risiko Diabetes
                                       Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang banyak diderita orang              dengan berbagai komplikasinya. Berat badan yang berlebih hingga              kegemukan membuat seseorang berisiko terkena diabetes. 
                                       Seorang peneliti dari Swedia menemukan bahwa lingkar pinggang              dapat digunakan untuk mengukur resistensi insulin, dan dapat              menjadi indikator yang baik untuk melihat apakah seseorang berisiko              untuk terkena diabetes. 
                                       Resistensi insulin              merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin              secara baik. Bila dilakukan pemeriksaan darah, dapat ditemukan kadar              gula darah yang lebih tinggi dari normal tetapi belum sampai menjadi              diabetes. Keadaaan ini disebut sebagai pra-diabetes.
              
                                       SINDROM METABOLIK atau “SINDROM PERUT BUNCIT” 
                                       Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala, yang secara bersama-sama              atau sendiri-sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit jantung              koroner, diabetes, dll. 
                                       Kumpulan gejala pada Sindrom Metabolik             
                                                                                     (menurut  IDF 2005)              : 
                                       Obesitas              ( LP wanita > 80 cm, pria > 90 cm)                           ditambah 2 dari 4 Faktor berikut ini :
                          1.              Trigliserida                                   ≥ 150 mg/dl
                          2.              Kolesterol  HDL                           <>
                          3.              Hipertensi 
                                           Tekanan darah                           sistolik    ≥130 mmHg
                                           Tekanan darah                           diastolik  ≥  85 mmHg
                          4.              Glukosa darah puasa                             ≥ 100 mg/dl
                          Oleh              karena itu, untuk mendeteksi Sindrom metabolik perlu dilakukan:
                          •                                               Pemeriksaan Fisik : Lingkar Pinggang dan Tekanan Darah
                          •                                               Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa Darah, Kolesterol HDL,              Trigliserida, Adiponektin
                          Secara              ringkas, agar Sindrom Metabolik tidak berkembang menjadi penyakit              berbahaya,                           perlu dilakukan berbagai upaya, yaitu:
             -                               Menurunkan berat badan
 -                               Mendeteksi kelainan (lingkar pinggang, tekanan darah, data                laboratorium )
 -                               Intervensi terhadap kelainan yang ditemukan (diet, olahraga,                obat-obatan)
 -                               Evaluasi & pemantauan secara berkala (pemeriksaan fisik dan                laboratorium)
 
                           
                                       Memerangi Obesitas 
                                       Apa alasan anda ingin turun berat badan ?
                          -              Ingin tampil ideal di acara khusus (kawinan)
           - Ingin lebih percaya diri 
                          -              Karena pasangan Anda !!
                          -              Tuntutan profesi – harus berat badan ideal
           - Disuruh dokter !!!
                          -              Mengganggu kesehatan !
         
                          Seberapa serius kah ? ….. 
                          Kini              banyak orang mulai berlomba-lomba mengurangi bobot tubuhnya,              meskipun banyak yang melakukannya dengan cara keliru, bahkan ingin              langsing dengan cara instant. Sayang bukannya langsing yang              didapat, tapi ujung-ujungnya malah masuk rumah sakit. 
                                       Mengusir gemuk bisa dibilang gampang-gampang susah. Seringkali berat              badan naik kembali setelah berhasil diturunkan. Hal inilah yang              disebut sebagai “Efek Yo-Yo”, yaitu berat badan naik-turun seperti              gerakan mainan yo-yo. 
                           
                          Apakah              anda termasuk obese?
                          Jika              tidak tergolong obese, pertahankan pola hidup sehat agar tidak              terjadi obesitasJika tergolong obese, jangan anggap remeh, lakukan              tindakan segera agar tidak muncul berbagai penyakit yang terkait              obesitas
                           Bagaimana              mencegah Obesitas ?
             -                
               Pola                makan seimbang
 -                
               Pola                hidup seimbang   (olahraga / aktivitas fisik)
 -                
               Pola                pikir positif   (menghindari / mengelola stress)
 -                
                              Memantau kesehatan berkala  (PENTING, tetapi sering dilupakan)
 
                                       Yang perlu dilakukan jika anda OBESE
             -                               Menurunkan berat badan :
 
                          -                               Deteksi Sindrom Metabolik : melalui pemeriksaan fisik &                laboratorium
 
                                           3.  Tambahan terapi sesuai dengan kondisi Sindrom Metabolik              
                          Saat              ini beragam cara memerangi obesitas banyak kita jumpai, mulai cara              konvensional seperti mengatur pola makan, hidup teratur, berolahraga,              sampai menggunakan alat bantu misalnya obat pelangsing, akupuntur,              sedot lemak, dll.
Sumber: Berbagai Media
==============================
mau slim dgn  mudah dan sehat?cukup minum        slim diet 4 kali sehari          sebelum  makan dan sebelum tidur       malam.  sekali minum 2 sudu dicampur   dgn         200 ml air  sejuk.      slim diet  bukan obat tapi meal  supplement.    slim        diet      berbentuk milk  powder yg berisi protein,  vitamin dan      mineral. 1           kaleng slim  diet boleh menurunkan 2-4 kg  dan masa  7     hari.      produk ini      tidak  ada efek samping. mahu diet   tak perlu     berlapar      dan tak perlu       senaman. Sangat baik  bagi penderita maag yang ingin menurunkan berat badan secara sehat.  Berminat sila kontak  sy di       +628197226959   (renita) atau baca        selengkapnya di profile  FB   sy.    Produk terdaftar di BPOM RI ML  512806002002.