4 dari 10 Perempuan Justru Naik Berat Badannya Saat Diet


KOMPAS.com - Sebuah diet yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa 4 dari 10 perempuanyang melakukan diet justru menemukan bahwa bobot tubuhnya lebih berat ketimbang sejak mereka memulai diet tersebut.

Rata-rata, perempuan yang berdiet justru menemukan bobotnya naik sekitar 2,5 kg setelah mencoba melakukan diet. Penyebabnya? Kurang motivasi dan tak memiliki daya untuk meneruskan.

Tak hanya dari dalam diri saja, ternyata pasangan hidup yang selalu membeli makanan tidak sehat juga membantu bertambahnya berat badan wanita, sama seperti kebiasaan menumpuk makanan manis di kantor.

Para periset menemukan bahwa banyak wanita yang mulai merasakan bertambahnya bobot tubuh setelah 21 hari mereka mencapai berat tubuh yang dinilai cukup ideal. Menjaga bobot tubuh tetap stabil di angka yang ideal membutuhkan komitmen jangka panjang untuk menjaga bobot berlebih tersebut jauh dari timbangan.

Banyak perempuan, tak bisa menahan godaan diet yo-yo atau menjadikan makanan sebagai pelampiasan emosi lebih berat ketimbang harus menjaga hubungan yang pola makannya sehat. Menjaga berat tubuh ideal butuh pendekatan yang holistik dan berkomitmen untuk berfokus pada makanan, tubuh, dan pikiran.

Kita bisa terlalu fokus pada dampak besar instan diet ketimbang memikirkan bagaimana cara menjaga bobot tubuh tidak kembali lagi untuk jangka panjang ke depannya. Melakukan diet bagi perempuan merupakan tantangan yang besar, sehingga mencapai gol realistis dan tetap fokus melakukannya adalah hal yang penting. Jika tidak, para peneliti mengatakan, perempuan bisa berakhir memiliki bobot yang jauh lebih berat ketimbang di awal.

Dua ribu wanita berusia antara 18-65 tahun yang menjadi responden dinilai melalui sikap, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari mengenai penurunan berat badan. Enam dari 10 orang mengatakan sedang melakukan diet, dan 1 dari 5 perempuan mengatakan mereka selalu melakukan diet.

Yang menjadi pemicu terutama bagi para wanita yang berdiet ini adalah pantulan diri mereka di cermin karena mereka sedang dalam persiapan untuk liburan musim panas, atau karena rasa tak puas melihat foto diri sendiri yang dipampang oleh temannya di situs jejaring sosial. Alasan lainnya antara lain; komentar dari teman, relatif, atau dari pasangan.

Studi menunjukkan bahwa 1 dari 10 responden gagal melakukan diet setelah satu hari mencoba, sementara lebih dari seperlima responden berhasil menjalani diet setidaknya sekitar seminggu, dan rata-rata berhasil menjalankan 10 hari.

Banyak dari mereka yang gagal karena alasan tekanan yang mereka berikan kepada diri sendiri untuk mengurangi bobot tubuh dalam waktu terlalu singkat yang akhirnya membuat mereka merasa kelaparan lebih lama. Sebagian lainnya menyalahkan teman-teman di sekitar mereka yang makan makanan berlemak dan camilan yang tak sengaja berakibat pada orang yang sedang berdiet. Alasan lainnya adalah karena orang yang menyediakan makanan untuk si pediet tidak memerhatikan kandungan lemak yang seharusnya dihindari si pediet.

Pernah gagal diet? Apa alasan Anda ketika tak berhasil berdiet?

sumber:http://female.kompas.com/read/xml/2010/09/08/12065598/4.dari.10.Perempuan.Justru.Naik.Berat.Badannya.Saat.Diet-12

Turun Berat Badan 65 kg menjadi 56 kg dalam masa 10 hari

Testimoni Terbaru "Erlina" Alhamdulillah... berkat puasa
plus slim diet, berat badan q turun dari 65 kg menjadi 56 kg dalam 10 hari serasa kembali seperti anak dara... :) ayo siapa lagi nak cuba???

Mengapa Cinta Bikin Wanita Lebih Gemuk?

Mengapa Cinta Bikin Wanita Lebih Gemuk?

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
Ilustrasi (Foto: executivehm)
Queensland, Kebanyakan wanita yang sudah menikah, terlebih lagi sudah punya momongan akan memiliki tubuh yang agak melar alias gemuk. Dan banyak yang beranggapan bahwa ini adalah cinta. Tapi mengapa cinta membuat wanita menjadi gemuk?

Menikah dan punya anak adalah hal yang paling membahagiakan bagi wanita. Tapi ada hal yang terkadang dilupakan oleh kebanyakan wanita, yaitu cintanya terhadap suami dan anak telah membuat badan menjadi gemuk.

"Selain menjadi ibu dan menopause, wanita menikah yang tidak punya anak di usia 20 atau 30-an tahun juga akan memiliki berat badan lebih besar ketimbang wanita lajang. Dan ketika mereka memiliki anak, berat badannya akan bertambah lagi," ujar Annette Dobson, peneliti dan profesor biostatistik dari University of Queensland, seperti dilansir dari IndiaVision, Rabu (16/6/2010).

Hal tersebut berdasarkan hasil studi yang dilakukan terhadap 6.458 wanita Australia yang telah menikah selama lebih dari 10 tahun tetapi tidak memiliki anak. Rata-rata berat badan mereka akan naik sekitar 7 kg dari sebelum menikah.

"Apa yang kita tidak tahu adalah mengapa menikah dan memiliki pasangan hidup membuat wanita menjadi gemuk," tulis Dobson dalam Sydney Morning Herald.

Dobson menuturkan hasil studinya, bahwa menikah dan memiliki pasangan mengubah kebiasan makan seorang wanita. Kebiasaan makan pria akan diakomodasi kepada sang istri, sehingga membuat wanita lebih sering makan dan membuatnya lebih gemuk walaupun belum memiliki anak.

Selain perubahan frekuensi makan, Wendy Brown, profesor aktivitas fisik dan kesehatan, dan penulis utama studi Australian Longitudinal Study on Women's Health juga mengemukakan alasan lain, yaitu berhentinya aktifitas rutin wanita yang sudah menikah.

Kebanyakan wanita yang sudah menikah memilih menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di rumah untuk mengurus anak. Bila pada saat lajang wanita tersebut aktif dan selalu sibuk, maka diam di rumah akan membuatnya menjadi 'kepompong' yang gemuk.

Wanita yang sudah punya suami pasti ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan atau anaknya, sehingga terkadang ia berhenti melakukan beberapa hal penting bagi tubuhnya, misalnya olahraga.

"Ini bukan karena wanita tidak punya waktu, melainkan adanya perubahan prioritas. Kadang-kadang mereka merasa egois bila melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan untuk dirinya sendiri," tambah Wendy Brown.

sumber:http://us.health.detik.com/read/2010/06/16/124633/1379354/766/mengapa-cinta-bikin-wanita-lebih-gemuk

Nyamuk Kecil Agas Suka Pria Jangkung dan Wanita Gemuk

Nyamuk Kecil Agas Suka Pria Jangkung dan Wanita Gemuk

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


Edinburgh, Ukuran agas atau nyamuk kecil tidak lebih besar dari nyamuk biasanya. Meski tidak menghisap darah namun gigitannya sangat perih. Nyalinya juga tidak kecil, sebab ternyata lebih senang menggigit pria jangkung dan wanita bertubuh gemuk.

Hubungan antara ukuran tubuh dengan ketertarikan agas (Culicoides Sp) untuk menyerang itu terungkap dalam sebuah penelitian di Aberdeen University. Tak kurang dari 300 partisipan dewasa di sekitar Loch Ness, Skotlandia dilibatkan dalam survei tersebut.

Dikutip dari Telegraph, Kamis (29/7/2010), kecenderungan agas untuk menyerang pria jangkung lebih dipengaruhi oleh pola terbangnya. Agas biasanya terbang pada ketinggian 2 meter sehingga obyek pertama yang ditemui adalah pria bertubuh jangkung.

Sedangkan pada wanita gemuk, suhu dan kelembaban pada permukaan tubuh adalah faktor utama yang menarik perhatian agas. Wanita gemuk cenderung memancarkan panas lebih banyak, sekaligus memiliki kelembaban kulit yang lebih tinggi sehingga agas senang hinggap di sana.

Kecenderungan agas untuk menggigit wanita gemuk juga dipengaruhi oleh senyawa alami yang dihasilkan oleh kulit manusia dan menarik perhatian agas. Senyawa tersebut diproduksi dalam kadar lebih banyak pada wanita gemuk dibandingkan pada wanita kurus.

"Selain itu, indeks massa tubuh juga menentukan berapa banyak gas karbon dioksida dihasilkan saat bernapas. Semakin banyak karbon dioksida di sekitar manusia, agas makin tertarik," ungkap Dr Jenny Mordue, salah satu pakar yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Selain perih, gigitan agas pada kulit manusia sering memicu alergi yang ditandai dengan ruam di sekitar lokasi bekas gigitan. Beberapa spesies agas bahkan dapat menularkan penyakit
, antara lain virus cacar yang banyak menyerang unggas.

sumber:http://us.health.detik.com/read/2010/07/29/183159/1409765/766/nyamuk-kecil-agas-suka-pria-jangkung-dan-wanita-gemuk

5 Negara yang Menganggap Kurus Tidak Menarik

5 Negara yang Menganggap Kurus Tidak Menarik

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


Jakarta, Tubuh ramping sering dikaitkan dengan gangguan pola makan, seperti bulimia dan anoreksia. Ternyata memang tidak semua orang menyukainya sebab di beberapa negara, kurus justru dianggap tidak menarik.

Model dan peragawati di sampul-sampul majalah sering ditampilkan dalam bentuk yang tidak realistis karena terlalu ramping. Di negara barat, citra tubuh semacam itu memicu gangguan pola makan pada remaja yang terobsesi untuk menirunya.

Namun tradisi di beberapa negara tidak memandang tubuh kurus sebagai sesuatu yang menarik. Berikut ini 5 di antaranya, dikutip dari Lemondrop.com, Senin (2/8/2010).

Afrika Selatan
Di era post-Apartheid tahun 1990-an, budaya barat sempat mempengaruhi pola makan khususnya para wanita Afrika yang ingin tampak lebih langsing. Namun tidak lama setelah era tersebut, maraknya penyebaran AIDS membuat tubuh kurus di negara tersebut lebih sering dikaitkan dengan orang sakit.

"Ketika berat badan Anda berkurang, orang akan segera menanyakan apakah Anda sakit," ungkap Julia Savacool, penulis buku The World Has Curves. Fenomena ini bahkan direspons oleh perusahaan jins, Levi's dengan mengeluarkan desain khusus untuk wanita Afrika Selatan yang gemuk-gemuk.

Fiji
Tradisi yang berkembang di negara kepulauan ini sebenarnya selalu dekat dengan budaya makan-makan, sehingga penduduknya pada umumnya bertubuh subur. Setiap ada pengunjung datang, sambutan pertama yang diberikan adalah jamuan dengan berbagai menu makanan.

Kalaupun saat ini mulai banyak generasi muda terobsesi dengan tubuh kurus, hal ini merupakan dampak dari upaya pemerintah setempat untuk membebaskan Fiji dari keterasingan. Masuknya siaran TV dari Amerika dan Australia belakangan ini membawa dampak buruk, salah satunya perubahan citra tubuh di kalangan anak muda.

Jamaika
Di negara yang terletak di kepulauan Karibia ini, tonjolan lemak adalah sebuah identitas budaya. Tradisi menggoyang-goyangkan seluruh tubuh saat berdansa mengharuskan seluruh warganya untuk menimbun lemak sebanyak-banyaknya.

Dampaknya, tubuh gemuk di Jamaika menjadi kebanggaan bagi pemiliknya. Berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkannya, sampai-sampai suplemen penambah nafsu makan sangat populer di negara tersebut.

Afghanistan
Sama seperti wilayah lain di Timur Tengah, kecantikan seorang wanita Afghanistan diukur dengan kriteria wajah menarik, rambut panjang dan tubuh padat berisi. Tubuh kurus atau terlalu ramping seperti peragawati, umumnya kurang disukai di wilayah ini.

China
Memiliki tubuh padat dan berisi ternyata lebih banyak jadi idaman banyak orang di China. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, operasi plastik menjadi cara paling populer untuk mewujudkannya.

Bahkan untuk menghargai upaya tersebut, China menggelar Miss Plastic Surgery. Sebuah kontes kecantikan yang mengharuskan pesertanya membuktikan dirinya telah menjalani suntik hidung, pembesaran payudara, pembesaran pinggul dan sejenisnya.

sumber:http://us.health.detik.com/read/2010/08/02/155900/1411875/766/5-negara-yang-menganggap-kurus-tidak-menarik

Minum Saat Sedang Makan Tak Bikin Gemuk

Minum Saat Sedang Makan Tak Bikin Gemuk

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


Jakarta, Banyak orang meyakini, minum saat sedang makan bisa mengganggu pencernaan dan memicu kegemukan. Faktanya tidak selalu demikian, sebab makan yang diselingi minum air putih justru dapat membantu menurunkan berat badan.

Selama tidak ditambah sirup atau gula, air putih (H2O) merupakan senyawa bebas kalori. Sekalipun diminum bersama dengan makanan, air putih tidak akan memberikan kalori tambahan sehingga tidak akan menyebabkan kegemukan.

Tidak hanya itu, minum air justru menyebabkan perut lebih cepat terasa penuh. Dikutip dari MSN Health, Rabu (4/8/2010), hal ini menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga terhindar dari kemungkinan makan dengan porsi berlebihan.

Teori ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Obesity pada tahun 2007. Pada orang berusia 55 tahun ke atas, kebiasaan minum 0,5 liter air putih sebelum makan dapat mengurangi berat badan sebesar 44 persen dalam waktu 12 pekan.

Penelitian lain mengatakan, air putih dapat meningkatkan termogenesis atau metabolisme kalori menjadi energi. Tidak peduli sebelum atau sesudah makan, minum 0,5 liter dalam suhu ruangan efektif meningkatkan metabolisme hingga 30 persen pada 10-30 menit pertama sesudahnya.

Terkait hal ini, spekulasi yang dikembangkan para ahli adalah bahwa tubuh menjadi perlu energi lebih banyak untuk menaikkan suhu air yang diminum pada suhu ruangan agar sesuai dengan suhu tubuh. Pada orang dewasa, proses ini rata-rata membutuhkan energi sebesar 29 kalori.

Sementara bagi sistem pencernaan, belum ada bukti ilmiah bahwa air putih dapat memicu gangguan. Dalam proses memecah makanan menjadi nutrisi yang bisa diserap tubuh, adanya air di saluran pencernaan justru akan membantu.

Air menjadi media untuk melarutkan beberapa komponen nutrisi makanan, sehingga lebih mudah diserap oleh dinding usus. Asal diimbangi dengan diet yang tepat, minum air putih saat makan justru baik untuk menurunkan berat badan.

sumber:http://us.health.detik.com/read/2010/08/04/160104/1413596/766/minum-saat-sedang-makan-tak-bikin-gemuk

Punya Gen Gemuk Bukan Berarti Tidak Bisa Kurus

Punya Gen Gemuk Bukan Berarti Tidak Bisa Kurus

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Jakarta, Faktor genetik memang membuat orang lebih mudah menjadi gemuk. Tapi bukan berarti orang dengan gen gemuk tidak bisa kurus sepanjang hidupnya. Dengan olahraga, ia masih bisa menurunkan berat badan hingga 40 persen sekalipun memiliki gen penyebab
kegemukan.

Beberapa orang memang memiliki kecenderungan untuk menjadi overweight (kelebihan berat badan) atau bahkan obesitas karena faktor genetik. Namun sebuah penelitian di Cambridge membuktikan, perubahan gaya hidup bisa mengimbangi pengaruh faktor tersebut.

Kesimpulan ini diambil setelah para peneliti melakukan pengamatan genetik terhadap 20.000 pria dan wanita usia 39-79 tahun. Beberapa di antaranya memiliki 12 penanda genetik yang terkait dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan risiko obesitas.

Namun ketika dibandingkan dengan aktivitas sehari-hari, 12 penanda genetik itu ternyata tidak terlalu berpengaruh pada tingkat kegemukan. Kurang olahraga dan aktivitas fisik lainnya justru lebih menentukan risiko kegemukan.

"Temuan ini mematahkan mitos bahwa bagi sebagian orang, kegemukan itu tidak bisa dihindari," ungkap Dr Ruth Loos dari Medical Research Council yang memimpin peneltian tersebut, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (2/9/2010).

Dr Ruth menambahkan, seseorang tidak harus melakukan lari marathon untuk melawan risiko kegemukan. Berjalan-jalan atau sekedar berkebun saja dapat memberikan perbedaan yang nyata dibandingkan hanya diam saja dan menyalahkan faktor genetik yang memang tidak bisa dihindari.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS Medicine edisi terbaru.

sumber:http://us.health.detik.com/read/2010/09/02/075701/1433224/766/punya-gen-gemuk-bukan-berarti-tidak-bisa-kurus?l991101755

Slim Sehat

90 % orang gagal dalam program untuk menguruskan badan. Apakah anda termasuk salah satunya???

Katakan tidak !!!


Selesaikan masalah berat badan anda sehingga 2-4 Kg selama 7 Hari secara sehat, alami, aman (selamat) dan murah. Tidak perlu senaman, tidak perlu berlapar, mudah diikuti dan dalam masa yang singkat. Kulit tetap mengencang dan semakin cantik.

Segera dapatkan bentuk tubuh yang slim sehat hanya dengan produk slim sehat kami.

Berminat silakan kirim email : slimdiet_health2@yahoo.com





Label

Live Blog Stats